Pernah nggak sih kamu merasa sudah melengkapi semua syarat pinjaman, tapi pengajuannya tetap saja ditolak? Rasanya pasti menyebalkan banget, apalagi kalau dana itu dibutuhkan untuk hal mendesak.
Nah, ternyata, ada beberapa kesalahan fatal yang sering dilakukan banyak orang tanpa sadar saat mengajukan pinjaman – baik ke bank maupun fintech.
Kalau kamu nggak mau mengalami hal yang sama, yuk pahami satu per satu kesalahan umum berikut ini!
1. Skor Kredit Buruk tapi Diabaikan
Banyak orang tidak sadar kalau skor kredit punya peran besar dalam menentukan disetujui atau tidaknya pinjaman.
Kalau kamu punya riwayat telat bayar cicilan, utang macet, atau terlalu banyak kredit aktif, lembaga keuangan akan menilaimu berisiko tinggi.
Solusi:
Sebelum mengajukan pinjaman, cek dulu skor kredit kamu lewat SLIK OJK. Pastikan tidak ada tunggakan dan mulai benahi dengan cara membayar tagihan tepat waktu selama beberapa bulan ke depan.
2. Mengajukan Pinjaman Terlalu Besar
Kadang keinginan untuk mendapatkan dana besar bikin kita lupa kemampuan finansial sendiri.
Kalau nominal yang kamu ajukan jauh di atas kemampuan bayar, lembaga keuangan bisa langsung menolak karena dianggap berisiko gagal bayar.
Solusi:
Ajukan pinjaman dengan nominal yang proporsional dengan penghasilan kamu. Idealnya, cicilan bulanan tidak lebih dari 40% dari pendapatan bulanan agar tetap dianggap aman.
3. Dokumen Tidak Lengkap atau Tidak Valid
Salah satu penyebab paling sering pengajuan ditolak adalah dokumen yang tidak lengkap atau tidak valid.
Misalnya, KTP buram, slip gaji tidak sesuai, atau data yang kamu isi di formulir tidak sama dengan dokumen yang diunggah.
Solusi:
Periksa kembali semua berkas sebelum diajukan. Pastikan data kamu konsisten dan dokumen yang diunggah jelas serta terbaru. Kalau perlu, siapkan salinan digital dengan resolusi tinggi.
4. Terlalu Banyak Pengajuan Pinjaman dalam Waktu Dekat
Mengajukan pinjaman ke beberapa tempat sekaligus justru bisa memperburuk skor kreditmu.
Setiap lembaga keuangan akan melihat riwayat pengajuan kamu, dan jika terlihat kamu mengajukan pinjaman di banyak tempat dalam waktu berdekatan, mereka bisa menilai kamu sedang “desperate”.
Solusi:
Pilih satu lembaga keuangan resmi dan fokus di situ saja. Kalau ditolak, tunggu minimal 1–2 bulan sebelum mencoba lagi ke lembaga lain.
5. Tidak Punya Riwayat Kredit Sama Sekali
Ini sering dialami oleh peminjam baru. Ironisnya, tidak punya utang sama sekali juga bisa menyulitkan!
Karena lembaga keuangan tidak punya data untuk menilai kemampuan kamu dalam mengelola pinjaman.
Solusi:
Mulai dari hal kecil, misalnya gunakan kartu kredit limit kecil atau ambil pinjaman mikro. Bayar tepat waktu, dan lama-lama kamu akan punya rekam jejak keuangan yang baik.
6. Salah Pilih Jenis Pinjaman
Tidak semua produk pinjaman cocok dengan kebutuhanmu.
Misalnya, kamu butuh dana cepat tapi malah mengajukan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) yang prosesnya panjang. Atau, kamu ingin pinjaman modal usaha tapi malah ajukan KTA pribadi.
Solusi:
Pahami dulu kebutuhan dan jenis pinjaman yang paling sesuai. Kalau butuh dana cepat, pilih KTA atau pinjaman online legal.
Kalau butuh modal besar dengan tenor panjang, baru pertimbangkan pinjaman dengan agunan.
7. Kurang Teliti Membaca Syarat dan Ketentuan
Ini kesalahan klasik tapi sering banget terjadi. Banyak orang asal tanda tangan tanpa membaca syarat dan ketentuan pinjaman secara menyeluruh.
Akibatnya, mereka kaget saat tahu ada biaya tambahan atau bunga tinggi yang memberatkan.
Solusi:
Selalu baca detail pinjaman sebelum menyetujui. Pastikan kamu tahu berapa bunga, denda, biaya admin, serta tenor. Kalau ada yang tidak jelas, jangan ragu bertanya ke pihak lembaga.
Ditolaknya pengajuan pinjaman bukan akhir dari segalanya – tapi bisa jadi sinyal bahwa kamu perlu memperbaiki kondisi finansial dan dokumenmu.
Dengan menghindari 7 kesalahan di atas, peluang pinjamanmu disetujui akan jauh lebih besar.
Ingat, lembaga keuangan lebih suka memberikan pinjaman kepada nasabah yang disiplin dan transparan, jadi pastikan kamu termasuk salah satunya!






