Investasi Aman Bukan Berarti Tanpa Risiko
Banyak orang memilih deposito karena dianggap investasi paling aman dan bebas risiko. Memang benar, deposito dijamin LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), namun bukan berarti tanpa potensi kerugian.
Kesalahan kecil dalam strategi bisa membuat hasil yang kamu peroleh jauh dari harapan.
Agar tidak salah langkah, yuk pelajari 7 kesalahan umum yang sering dilakukan investor pemula saat menempatkan dana di deposito – lengkap dengan cara menghindarinya.
1. Tidak Membandingkan Suku Bunga Antarbank
Kesalahan paling umum adalah langsung membuka deposito di bank terdekat tanpa riset bunga. Padahal, setiap bank memiliki suku bunga berbeda yang bisa memengaruhi total keuntunganmu.
Contoh:
Bank A menawarkan bunga 4,25% per tahun, sementara Bank B memberikan 5,5%.
Jika kamu menaruh Rp50 juta selama setahun, selisih bunga 1,25% bisa berarti keuntungan tambahan Rp625.000 – hanya karena kamu membandingkan penawaran.
Tips:
Selalu bandingkan minimal 3 bank sebelum memilih, dan perhatikan juga tenor serta fasilitas lain seperti fitur ARO atau deposito online.
2. Tidak Memahami Efek Pajak pada Keuntungan
Banyak pemula berpikir semua bunga deposito adalah keuntungan bersih. Padahal, bunga deposito dikenakan pajak 20% jika hasilnya melebihi Rp7,5 juta per tahun.
Contoh:
Jika bunga kotor Rp1 juta, maka bunga bersihnya hanya Rp800 ribu setelah pajak.
Tips:
Gunakan rumus:
Bunga Bersih = Bunga Kotor – (Bunga Kotor × 20%)
dan simulasikan keuntungan bersih sebelum menempatkan dana agar tidak salah perhitungan.
3. Menarik Dana Sebelum Jatuh Tempo
Karena sifatnya tidak likuid, deposito memiliki aturan ketat: penarikan dana sebelum jatuh tempo bisa kena penalti atau kehilangan bunga.
Ini kesalahan klasik bagi investor yang tidak mengatur arus kas dengan baik.
Tips:
Selalu simpan dana darurat di rekening tabungan, bukan di deposito. Dan gunakan strategi laddering (membagi deposito ke beberapa tenor berbeda) agar tetap punya fleksibilitas tanpa mengorbankan bunga.
4. Tidak Memanfaatkan Fitur Automatic Roll Over (ARO)
Banyak investor pemula tidak mengaktifkan fitur Automatic Roll Over (ARO), padahal fitur ini sangat membantu.
Dengan ARO, deposito akan otomatis diperpanjang setelah jatuh tempo – termasuk bunga yang sudah dihasilkan sebelumnya.
Kalau kamu lupa memperpanjang deposito manual, uangmu bisa berpindah ke rekening biasa dengan bunga jauh lebih kecil.
Tips:
Selalu aktifkan ARO untuk menjaga agar deposito terus tumbuh secara otomatis, terutama jika kamu tidak rutin memantau rekening.
5. Menaruh Semua Dana di Satu Deposito
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah menyimpan seluruh dana dalam satu deposito dengan satu tenor.
Akibatnya, saat butuh dana mendadak, kamu harus mencairkan semuanya dan kehilangan bunga yang sudah berjalan.
Tips:
Lakukan diversifikasi tenor dan jumlah. Misalnya:
- Deposito 1: Rp5 juta – tenor 3 bulan
- Deposito 2: Rp5 juta – tenor 6 bulan
- Deposito 3: Rp5 juta – tenor 12 bulan
Dengan begitu, kamu bisa mencairkan sebagian saja tanpa mengganggu seluruh simpanan.
6. Tidak Memperhatikan Kenaikan atau Penurunan Suku Bunga Bank Indonesia
Suku bunga deposito biasanya mengikuti BI Rate (suku bunga acuan Bank Indonesia). Jika BI menurunkan suku bunga, maka bunga deposito juga cenderung turun.
Sayangnya, banyak investor tidak memperhatikan hal ini, padahal sangat penting untuk menilai kapan waktu terbaik membuka deposito.
Tips:
Pantau berita ekonomi dan kebijakan moneter. Saat suku bunga BI sedang tinggi, itu waktu terbaik untuk membuka deposito baru dengan tenor panjang agar bunganya tetap tinggi hingga jatuh tempo.
7. Menganggap Deposito Sebagai Satu-satunya Investasi
Kesalahan paling besar adalah berhenti belajar dan hanya bergantung pada deposito.
Deposito memang aman, tapi potensi keuntungannya terbatas. Jika kamu ingin hasil lebih tinggi, kamu perlu memperluas portofolio ke instrumen lain seperti reksadana pasar uang, emas, atau obligasi.
Tips:
Gunakan deposito sebagai “pondasi aman”, lalu sisihkan sebagian keuntungan untuk mencoba investasi lain yang memiliki potensi return lebih besar.
Investasi deposito tetap menjadi pilihan favorit bagi banyak orang karena keamanannya, namun hasil optimal hanya bisa didapat jika kamu memahami cara kerjanya dan menghindari kesalahan umum di atas.
Riset bunga, pahami pajak, aktifkan fitur ARO, dan jangan taruh semua dana di satu tempat. Dengan strategi cerdas ini, deposito kamu bisa tumbuh maksimal meskipun dimulai dari modal kecil.
Ingat, kunci investasi bukan hanya tentang “menyimpan uang”, tapi juga bagaimana membuat uang bekerja lebih efisien untuk kamu.












